1. Apa perbedaan antara Penalaran
Deduktif dan Induktif ?
Ø Pengertian Penalaran Induktif
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk
manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta
– fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif
tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua
pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris,
semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif
ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau
kaedah yang berlaku umum.
Macam – Macam Penalaran Induktif :
a. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk
semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri –
ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi
dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam – macam generalisasi :
- Generalisasi
sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan
kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum
diselidiki.
- Generalisasi
tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena
untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki.
b. Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya.
Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat
khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan
situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Ø Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk
manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan
atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal
umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses
pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau
hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Macam – Macam Penalaran Deduktif :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan
secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3
buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua
manusia akan mati
Amin adalah
manusia
Jadi, Amin
akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan
dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan
karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam
hari tidak ada matahari
Pada malam
hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
2. Apa syaratnya supaya kesimpulan
dalam Deduktif dapat dipercaya ?
Ketetapan dalam penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal dibawah ini :
1. Kebenaran premis mayor
2. Kebenaran premis minor
3. Keabsahan penarikan kesimpulan.
Apabila salah satu dari ketiga unsur
tersebut persyaratanya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang
ditariknya akan salah.
Contoh:
Semua mahluk
hidup perlu makan untuk mempertahanka hidupnya (Premis mayor)
Joko adalah
seorang mahluk hidup (Premis minor)
Jadi, Joko
perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)
Kesimpulan
yang diambil bahwa Joko juga perlu makan untuk mempertahankan hidupnya adalah
sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari
dua premis yang mendukungnya.
Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah, meskipun kedua kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikkan kesimpulannya tidak sah.
Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah, meskipun kedua kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikkan kesimpulannya tidak sah.
3. Buatlah 2 contoh penarikan
kesimpulan melalui Generalisasi !
Contoh 1 :
Pulpen
digunakan untuk menulis. Selain menulis, pulpen juga punya banyak kegunaan
tergantung kreativitas dan imajinasi penggunanya. Sebagai contoh, teman saya
sering menggunakan pulpen untuk menyelipkan contekan saat ulangan Matematika
dulu waktu SMP. Selain untuk menyelipkan contekan, pulpen juga digunakan untuk
mendandani pemain teater yang akan tampil. Memang ada pulpen khusus untuk hal
ini, namun jika panitia teater itu kurang modal, biasanya pulpen biasa yang
tidak mudah luntur pun digunakan. Memang, pulpen mempunyai banyak sekali
kegunaan.
Contoh 2 :
Pendidikan karakter untuk melawan koruptor dan
kemerosotan moral bangsa terus dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia.
Namun perlu kita sadari bahwa para koruptor yang tertangkap sekarang justru
berasal dari kaum pemuda yang merupakan calon pemimpin dimasa depan. Banyak
juga tawuran dan penyimpangan yang dilakukan oleh para pemuda sekarang seperti
pemerkosaan,pencurian dan masih banyak lagi. Bisa dibilang pendidikan karakter
masih belum efektif mengubah karakter bangsa
4. dapat dipercayakah
kesimpulan dibawah ini :
a) Semua
Profesor pandai
Ayahmu pandai
Pastilah Ayahmu Profesor
Analisis : Dapat dipercaya, karena kesimpulan
tersebut sesuai dengan rumus Silogisme Entimen (C=B) karena (C=A)
b) Disemua
ibukota ada gedung pencakar langit
Disemua kota industri ada gedung
pencakar langit
Jadi, ibukota adalah kota industri
Analisis : Tidak dapat dipercaya, karena
kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan rumus Silogisme :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A= Semua anggota golongan tertentu
B = Sifat yang ada pada A
C = Seseorang atau sesuatu anggota A
c) Hasil sawah bertambah jika petani
menanam padi unggul
Hasil sawah bertambah jika pengairan
diatur dengan baik
Hasil sawah bertambah jika petani
menanam padi unggul dan pengairan diatur dengan baik
Analisis : Dapat dipercaya, karena
kesimpulan tersebut sesuai dengan rumus Silogisme :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A= Semua anggota
golongan tertentu
B = Sifat yang
ada pada A
C = Seseorang
atau sesuatu anggota A
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar