Macam Pengumpulan Data
& Kutipan
PENGUMPULAN DATA
1. Pengertian
Secara sederhana, pengumpulan
data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi
penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Pengumpulan data, dapat dimaknai
juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian
kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Merujuk pada pengertian di atas,
betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian. Tanpa data
lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat
dilaksanakan.
2. Prinsip-Prinsip
Pengumpulan data penelitian
sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah tentunya tidak dapat dilakukan tanpa
dasar, akan tetapi perlu didasarkan pada sejumlah kaidah atau prinsip yang
mendasarinya. Berikut ini beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pengumpulan data.
a. Data-data yang digali atau dikumpulkan
harus berdasarkan kondisi obyektif dari lokasi penelitian, jangan direka atau
dikira-kira oleh pemikiran peneliti.
b. Alat pengumpul data atau
instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian.
c. Pihak-pihak yang dihubungi
atau disebut sampel penelitian (untuk penelitian kuantitatif) dan subyek
penelitian (untuk penelitian kualitatif) harus relevan dengan apa yang hendak
diungkap
d. Prinsip kerahasiaan
(confidencial), dimana nama-nama sampel atau responden penelitian harus dijamin
kerahasiaannya.
3. Teknik Pengumpulan
Data
Ada bermacam-macam cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data, informasi, serta menguji data dan informasi
tersbut. Cara-cara tersebut adalah mengadakan wawancara, mengadakan angket
(melalui daftar kuesioner), mengadakan observasi, penelitian lapangan atau
mengadakan penelitian kepustakaan. (Gorys Keraf,2004 : 181) Berikut penjelasan
dari masing-masing teknik pengumpulan data :
A. Wawancara
Wawancara atau interview adalah
suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada
seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam
suatu masalah) (Gorys Keraft, 2004 :182). Prosedur yang digunakan biasannya,
penannya mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu (mempersiapkannya),
sesuai dengan topik yang akan dibahas. Namun ketika dirasa ada informasi yang
menarik sipenanya dapat juga mengajukan pertanyaan diluar daftar yang telah
disiapkan.
Keuntungan:
1) Wawancara dapat digunakan pada responden
yang tidak bisa membaca dan menulis.
2) Jika ada pertanyaan yang belum dipahami,
pewawancara dapat segera menjelaskannya.
3) Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban
responden denagn mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah
atau gerak-gerik responden.
Kerugian :
1) Wawancara memerlukan biaya yang besar untuk
perjalanan dan uang harian pengumpulan data.
2) Wawancara hanya dapat menjangkau jumalah
responden yang lebih kecil.
3) Kehadiran pewawancara mungkin menggangu
responden.
B. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan
data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri
oleh responden.
Keuntungan :
1) Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah
besar karena dapat dikirimkan melalui pos.
2) Biaya yang diperlukan untuk membuat angket
relatif murah.
3) Angket tidak terlalu menggangu respoden
karena pengisiannya ditentukan oleh respoden sendiri sesuai dengan kesedian
waktunya.
Kerugian :
1) Jika angket dikirimkan melalui pos, maka
persentase yang dikembalikan relatIf rendah.
2) Angket tidak dapat digunkan untuk respoden
yang kurang bisa membaca dan menulis.
3) Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat
ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan
C. Observasi dan penelitian
lapangan
Observasi adalah pengamatan
langsung pada suatu obyek yang akan diteliti. Sedangkan penelitian lapangan
adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisis
dan pengujian kembali atas semua data yang telah dikumpulkan. Perbedaan
keduanya terletak pada waktu pemerolehan data, dimana observasi dapat dilakukan
dalam suatu waktu yang relative singkat sementara penelitian lapangan
memerlukan waktu yang lebih panjang.
Keuntungan :
1) Data yang diperoleh adalah data yang segar.
2) Data yang dikumpulkan melalui observasi dan
penelitian langsung cenderung mempunyai keandalaman yang tinggi.
3) Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara
langsung.
Kerugian :
1) Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka
pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan
terjadi.
2) Beberapa tingkah laku, bahkan bisa
membahayakan jika diamati.
D. Penelitian Pendapat
Melalui pengamatan penulis
sebenarnya sudah bisa membuat suatu kesimpulan atau pendapat. Namun proses
pengamatan itu berlangsung berulang-ulang, sehingga dapat timbul bermacam-macam
pendapat. Pendapat tersebut tentu memiliki ciri masing-masing. Oleh karena itu
perlu adanya pengolahan kembali agar didapat kesimpulan baru dari
pendapat-pendapat terdahulu.
Misalkan dalam sebuah observasi.
Seorang penulis melihat dengan seksama bagaimana berlangsungnya suatu
demonstrasi mengenai kenaikan harga, dari segi observasi dia harus bisa melihat
dengan cermat karena dengan melihat
dengan cermat seorang penulis bisa mendeskripsikannya dengan baik, lebih dari
itu penulis bisa menemukan sebab-sebabnya dan menemukan solusi yang tepat dari
masalah tersebut.
E. Penelitian Kepustakaan
Sudah banyak sekali penelitian
yang dilakukan oleh manusia, hal ini dadasari oleh keinginan manusia untuk
mengetahui sesuatu yang baru. Namun
banyak juga penelitian-penelitian yang luput dari pengamatan banyak
orang. Jadi untuk mengetahu karya –karya tersebut perlu dilakukan penelitian
kembali. Dan untuk melakukan hal tersebut kita dapat mengadakan penelitian
kepustakaan.
Tujuan dari penelitian
kepustakaan ini adalah melatih pengarang atau penulis untuk mengatasi
masalah-masalah penyusunan yang rumit, bagaimana mengekspresikan semua bahan
dari berbagai macam sumber bacaan menjadi suatu karya tulis yang panjang dan
teratur. Serta melalui penelitian kepustakaan akan melatih untuk membaca secara
kritis segala bahan yang dijumpainya.
Dalam rangka penelitian
kepustakaan ada tiga golongan buku yang harus diperhatikan :
1) Buku yang memberikan gambaran umum mengenai
persoalan yang akan digarap.
2) Buku yang harus diaca mendalam dan cermat.
3) Bahan bacaan tambahan untuk mengisi yang
karya tulis yang masih kurang.
Untuk mempermudah pencarian bahan
kepustakaan, maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Mekanisme Perpustakaan
Walaupun harus diakui bahwa
koleksi tiap perpustakaan bersifat unik, namun mekanisme yang dipakai untuk
menyelidiki buku-buku tersebut bersifat standar. Alat riset dan metode yang
sama dapat digunakan di mana saja. Mekanisme standar yang dipakai pada semua
perpustakaan untuk membantu setiap orang guna mencari bahan yang diperlukan
adalah : kaartu-kartu katalog, buku-buku referensi standar, indeks, dan
lain-lain.
2) Kartu-kartu Katalok
Pada setiap perpustakaan
disediakan kartu-kartu katalog yang memuat keterangan tentang buku yang
terdapat dalam perpustakaan itu: Kartu-kartu itu besarnya kira-kira 7,5x12,5
cm, disusun berdasarkan urutan nama-nama pengarangnya secara alfabetis,
kemudian dicantumkan juga judul buku dan pokok uraiannya.
3) Buku-buku Referensi
Buku-buku referensi adalah buku-
buku yang dimaksudkan untuk dipakai sebagai penerangan atau sebagai dasar untuk
mencari keterangan yang khusus mengenai pokok- pokok tertentu.
4) Buku Katalogus
Adalah sebuah buku berisi
buku-buku yang terdapat diberbagai perpustakaan, sebagai pelengkap kartu-kartu
katalog yang sudah dibicarakan, di atas buk-buku semacam itu biasanya
diterbitkan oleh perpustakaan untuk dikirim ke perpustakaan-perpustakaan lain
yang memerlukannya.
5) Indeks majalah
Untuk mencari artikel – artikel
yang terdapat di dalam majalah atau publikasi – publikasi lainnya, maka oleh
redaksi biasanya dibuat daftar tentang semua artikel yang pernah ditulis dalam
majalah tersebut dinamakan indeks majalah.
6) Indeks harian
Pada umumnya artikel – artikel
dalam harian – harian tidak dimasukkan dalam daftar indeks. Ttetapi ada
beberapa harian yang terkenal biasanya membuat indeks bagi artikel – artikel
atau berita – berita yang dimuat dalam harian tersebut.
7) Kamus Umum
Kamus Umum merupakan sumber yang
paling baik tentang kata – kata umum. Ia memberikan keterangan tentang
maknanya, tentang ejaannya, etimologinya, dsb.sebab itu hal – hal yang umum
sangat mudah dicari dalam Kamus Umum.
8) Ensiklopedia Umum
Berusaha memberi artikel –
artikel yang obyektif dan dapat dipercaya, serta pokok – pokok persoalan yang
mendapat perhatian umum. Ensiklopedia yang terkenal adalah : Encylopaedia
Britannica, beserta Lembaran Tambahan Tahunan “The Britannica Book of Year”.
9) Buku -buku referensi lainnya
Disamping pokok-pokok yang telah
diuraikan di atas, buku buku referensi meliputi juga dokumen-dokumen
pemerintah, buku-buku tahunan, dan buku-buku dari sumber-sumber khusus.
10) Pencatatan Data
Tahap pertama yang dilakukan
adalah membaca secara intensif. Tahap kedua ialah mencatat bahan-bahan yang
dianggap penting. Untuk pencatatan ini sebaiknya menggunakan kartu berukuran 10
x 15 cm. Tiap kartu harus memuat dua hal, yaitu : (1) sumber yang tepat dari
mana catatan itu diambil, dan (2) data atau pendapat yang diperlukan.
KUTIPAN
1. Pengertian
Kutipan, sebuah kata yang mungkin
semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit
mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari
berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu
bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah,
internet, dan lain sebagainya.
Kutipan adalah pinjaman kalimat
atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal, yang terdapat dalam
buku, acuan lain atau penuturan lisan. Kutipan ini dapat berupa kutipan
langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman kalimat atau
pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yang diambil secara lengkap
(perkata atau perkalimat) dari sumbernya. Kutipan tidak langsung adalah
pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yang
diambil intinya saja,
2. Tujuan Membuat
Tujuan membuat kutipan dalam penulisan-penulisan ilmiah, baik
penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis, maupun penulisan skripsi
dan disertasi, yaitu seringkali kutipan-kutipan dipergunakan untuk menegaskan
isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan. Garis besar kerangka karangan, serta
kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri
Kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat
penulis.
3. Jenis
Menurut jenisnya, kutipan dapat
dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung (kutipan isi).Kutipan
langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi
kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Kutipan tak langsung adalah
pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau
ikhtisar dari pendapat tersebut. Perbedaan
antara kedua jenis kutipan ini harus benar-benar diperhatikan karena akan
membawa konsekuensi yang berlainan bila dirmasukkan dalam teks.
Dalam hubungan ini cara mengambil
bahan-bahan dari buku-buku pada waktu mengumpulkan data, akan sangat membantu.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik
memasukkannya dalam bagian Apendiks atau Lampiran. Di samping kutipan yang diambil dari
buku-buku atau majalah-majalah, ada pula kutipan yang diambil dari penuturan
lisan. Penuturan lisan ini bisa terjadi melalui wawancara atau ceramah-ceramah.
Namun kutipan semacam ini dalam karya-karya ilmiah akan kurang nilainya kalau
disajikan begitu saja. Agar nilainya lebih dapat dipertanggung jawabkan, maka
harus dimintakan pengesahannya lagi dari orang yang bersangkutan.
4. Prinsip-Prinsip
Mengkutip
Beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam membuat kutipan adalah.
A. Jangan Mengadakan Perubahan
Pada waktu melakukan kutipan
langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks
aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya,
maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang jelas bahwa telah
diadakan perubahan tertentu.
B. Bila Ada Kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat
kesalahan atau keganjilan, dalam ejaan maupun dalam ketatabahasaan, penulis
tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan itu.Demikian juga halnya kalau
penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.
Dalam hal terakhir ini kutipan
tetap dilakukan, hanya jika penulis
diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan
tersebut.Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki atau
dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat [ . . . ] seperti halnya
dengan perubahan teknik sebagai telah dikemukakan diatas.Catatan dalam tanda
kurung segi empat itu langsung ditempatkan di belakang kata atau unsure yang
hendak diperbaiki,diberi catatan ,atau yang tidak disetujui itu.
C. Menghilangkan Bagian Kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan
pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan
bagian itu tidak boleh mengakibatakan perubahan makana aslinya atau makna
keseluruhannya.Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga
titik berspasi [ . . . ].Jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir
sebuah kalimat,maka ketiga titik berspasi itu ditambahkan sesudah titik yang
mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu
alinea atau lebih,maka biasanya dinyatakan dengan titik berspasi sepanjang satu
baris halaman.
5. Cara-Cara Mengutip
Agar tiap-tiap jenis kutipan
dapat dipahami dengan lebih jelas,perhatikanlah cara-cara berikut:
A. Kutipan Langsung yang Tidak
Lebih dari Empat Baris.
Sebuah kutipan langsung yang
panjangnya tidak lebih dari empat baris ketika,akan dimasukkan dalam teks
dengan cara-cara berikut:
1) Kutipan itu diintegrasikan langsung
dengan teks.
2) Jarak antara baris dengan baris dua
spasi.
3) Kutipan itu diapit dengan tanda kutip.
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut
penunjukkan setengah spasi ke atas ,atau dalam kurung ditempatkan nama singkat
pengarang,tahun terbit dan nomor halaman kuitipan itu.
Nomor urut penunjukkan mempunyai
pertalian dengan nomor urut penunjuka yang terdapat pada catatan kaki. Nomor
penunjukan ini bisa berlaku berlaku untuk
bab, dapat pula berlaku untuk
seluruh karangan tersebut. Masing-masing
cara tersebut akan membawa konsekuensi tersendiri. Pada nomor urut penunjukan
yang hanya berlaku pada tiap bab,maka pertama,pada tiap bab akan dimulai dengan
nomor urut 1; kedua penunjukan yang pertama dalam tiap bab,nama pengarang harus
disebut secara lengkap,sedangkan penunjukan selanjutnya dalam bab tersebut
cukup dengan menyebut nama singkat pengarang,ditambah penggunaan
singkatan-singkatan ibid., op. cit., atauloc. Cit.2 Sebaliknya bila nomor
urut penunjukan berlaku untuk seluruh
karangan,maka hanya untuk penyebutan
yang pertama, nama pengarang ditulis secara lengkap; penyebutan selanjutnya
hanya menggunakan nama singkat,dan singkatan-singkatan sebagaimana disebutkan
di atas.
B. Kutipan Langsung yang Lebih
dari Empat Baris
Bila sebuah kutipan terdiri dari
lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu harus digarap sebagai berikut:
1) Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan
jarak 2,5 spasi;
2) Jarak antara baris dengan baris kutipan
satu spasi;
3) Kutipan itu boleh atau tidak boleh diapit
dengan tanda kutip;
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut
penunjukan setengah spasi ke atas,atau dalam kurung di tempatkan nama singkat
pengarang,tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
5) Seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7
ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru,maka baris pertama dari
kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketikan.
Kadang –kadang terjadi bahwa
dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara:
1) Mempergunakan tanda kutip ganda [”. . .”]
bagian kutipan asli dan tanda kutip tunggal[‘…’]bagi kutipan dalam kutipan
,atau sebaliknya.
2) Bagi kutipan asli tidak dipergunakan
tanda kutip,sedangkan kutipan dalam kutipan itu mempergunakan tanda kutip
ganda.
C. Kutipan tak Langsung
Beberapa syarat yang harus
diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung.
1) Kutipan itu tidak diintegrasikan dengan
teks.
2) Jarak antar baris dua spasi.
3) Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip.
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut
penunjukan setengah spasi ke atas,atau dalam kurung ditempatkan nama singkat
pengarang ,tahun terbit,dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
D. Kutipan pada Catatan Kaki
Selain dari kutipan yang
dimasukkan dalam teks seperti telah diraikan di atas, (baik kutipan lanmgsung
maupun kutipan tak langsung) ada pula kutipan yang diletakkan pada catatan
kaki.Bila cara yang seperti ini yang dipergunakan, maka kutipan demikian selalu
ditempatkan pada spasi rapat,biarpun kutipan itu singkat saja.Demikian juga
kutipan itu selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip tepat seperti teks
aslinya.
Walaupun di atas telah
disampaikan juga bahwa kutipan yang panjang sekali lebih baik ditempatkan pada
Apendiks atau Lampiran ,namun ada juga pengarang yang beranggapan bahwa kutipan
semacam itu lebih baik ditempatkan pada catatan kaki,agar lebih mudah bagi para
pembaca untuk memeriksanya.
E. Kutipan Atas Ucapan Lisan
Sebenarnya kutipan atas sumber
semacam ini sulit dipercaya,kecuali mungkin ucapan yang disampaikan seorang
tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang luar biasa, serta dapat diikuti
okleh masyarakat.
Bila penulis ingin memasukan juga
kutipan-kutipan semacam itu di dalam tulisannya, maka sebaliknya ia
memperlihatkan naskah kutipan itu trlebih dahulu kepada orang yang memberi
ketarangan keterangan itu untuk mendapatkan pengesahannya. Kalau ada kekurangan
atau kesalahan dapat diadakan perbaikan terlebih dahulu oleh yang bersangkutan.
Dengan demikian tidak perlu timbul bantahan atau hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Sumber ucapan-ucapan lisan itu
dapat dimasukkan langsung dalam teks, dapat pula dimasukkan dalam catatan kaki
seandainya akan mengganggu jalannya teks itu sendiri.
F. Variasi membuat kutipan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar