Selasa, 11 November 2014

TUGAS SOFTSKIL SOAL

1.   Apa perbedaan antara Penalaran Deduktif dan Induktif ?
Ø  Pengertian Penalaran Induktif
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Macam – Macam Penalaran Induktif :                          
a.      Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam – macam generalisasi :
  • Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
  • Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
b.     Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Ø  Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Macam – Macam Penalaran Deduktif :
a.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b.     Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

2.   Apa syaratnya supaya kesimpulan dalam Deduktif dapat dipercaya ?

Ketetapan dalam penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal dibawah ini :

1.      Kebenaran premis mayor
2.      Kebenaran premis minor
3.      Keabsahan penarikan kesimpulan.

Apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratanya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah.

Contoh:
Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahanka hidupnya (Premis mayor)
Joko adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)
Jadi, Joko perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)
Kesimpulan yang diambil bahwa Joko juga perlu makan untuk mempertahankan hidupnya adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya.
Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah, meskipun kedua kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikkan kesimpulannya tidak sah.

3.   Buatlah 2 contoh penarikan kesimpulan melalui Generalisasi !

Contoh 1 :

Pulpen digunakan untuk menulis. Selain menulis, pulpen juga punya banyak kegunaan tergantung kreativitas dan imajinasi penggunanya. Sebagai contoh, teman saya sering menggunakan pulpen untuk menyelipkan contekan saat ulangan Matematika dulu waktu SMP. Selain untuk menyelipkan contekan, pulpen juga digunakan untuk mendandani pemain teater yang akan tampil. Memang ada pulpen khusus untuk hal ini, namun jika panitia teater itu kurang modal, biasanya pulpen biasa yang tidak mudah luntur pun digunakan. Memang, pulpen mempunyai banyak sekali kegunaan.

Contoh 2 :
Pendidikan karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia. Namun perlu kita sadari bahwa para koruptor yang tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang merupakan calon pemimpin dimasa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan yang dilakukan oleh para pemuda sekarang seperti pemerkosaan,pencurian dan masih banyak lagi. Bisa dibilang pendidikan karakter masih belum efektif mengubah karakter bangsa

4.   dapat dipercayakah kesimpulan dibawah ini :

a)      Semua Profesor pandai
Ayahmu pandai
Pastilah Ayahmu Profesor
Analisis : Dapat dipercaya, karena kesimpulan tersebut sesuai dengan rumus Silogisme Entimen (C=B) karena (C=A)

b)      Disemua ibukota ada gedung pencakar langit
Disemua kota industri ada gedung pencakar langit
Jadi, ibukota adalah kota industri
Analisis : Tidak dapat dipercaya, karena kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan rumus Silogisme :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A= Semua anggota golongan tertentu
B = Sifat yang ada pada A
C = Seseorang atau sesuatu anggota A

c)      Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi unggul
Hasil sawah bertambah jika pengairan diatur dengan baik
Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi unggul dan pengairan diatur dengan baik
Analisis : Dapat dipercaya, karena kesimpulan tersebut sesuai dengan rumus Silogisme :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A= Semua anggota golongan tertentu
B = Sifat yang ada pada A
C = Seseorang atau sesuatu anggota A

Sumber :



Jumat, 10 Oktober 2014

Penalaran Paragraf deduktif & induktif



Tugas 1 :
Tuliskan Dan berikan contoh dari paragraf deuktif dan induktif !
·         PARAGRAF INDUKTIF
Paragrafraf induktif adalah paragraf yang menjelaskan permasalahan-permasalahan dimulai dari kalimat yang bersifat Umum , dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan berupa pernyataan khusus. Intinya paragraf induktif adalah paragraf yang ide pokoknya berada diakhir kalimat.
Contoh Paragraf Induktif :
Pada saat ini remaja lebih menyukai makan-makanan dari luar seperti makanan jepang, makanan eropa dan makanan-makanan laiya. Begitu pula dengan jenis minuman seperti minuman-minuman kaleng dan minuman beralkohol yang datangnya dari luar dan tidak memiliki nilai gizi yang baik bagi tubuh manusia makanan dan minuman tradisional sudah kurang digemari lagi dan lebih memilih makan-makanan dan minum-minuman yang berasal adri lura negri. Dunia kuliner dewasa ini perlahan lahan mulai menggeser cita rasa makanan tradisional.

·         PARAGRAF DEDUKTIF
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang menjelaskan permasalahan-permasalahan diawali dengan kalimat yang bersifat Khusus dan dilanjutkan dengan pernyataan atau kalimat-kalimat penjelas. Intinya adalah paragraf dedukti merupakan paragraf yang ide pokoknya berada diawal paragraf.
Contoh Paragraf Deduktif :
Kebersihan adalah masalah yang paling utama terjadi disekolah. Hal ini terjadi dikarenakan masih kurangnya kesadaran para siswa dan siswi tentang pentingnya kebersihan. Banyak diantara mereka yang buang sampah tidak pada tempatnya, Padahal kebersihan adalah pangkal kesehatan.

SUMBER :

Contoh Paragraf Deduktif dan Induktif



Tugas 2 :
Carilah sebuah paragraf kemudian analisislah apakah paragraf tersebut masuk kedalam paragraf deduktif atau induktif !

(Paragraf Deduktif) :
KOTA – Jarang ada pasar tradisional yang menyediakan layanan kesehatan seperti pasar Songgolangit Ponorogo. Dinamakan pos kesehatan pasar alias poskespas karena ditujukan melayani pedagang dan pembeli. Tingkat kunjungan pasien mencapai 20 orang perhari kendati letak poskespas itu terpencil di dekat area parkir. “Letakya nyelempit, kalau orang baru pasti bingung mencari, ungkap karmini, salah seorang pedagang yang menjadi pasien setia poskespas Pasar Songgolangit, kemarin (16/8).

(Paragraf Induktif) :
Dalam APBD 2012, terungkap dana tersebut  mencapai RP 248 juta. Berdasar alokasi anggaran, sosialisasi sedianya dilakukan terhadap dua ribu orang. Namun, sampai sekarang  dana itu masih utuh alias tak terpakai sama sekali. 

Sumber :

Minggu, 05 Oktober 2014

Pemeriksaan laporan keuangan



PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

Nama             : Mukti Wibowo
Kelas              : 3EB24

Audit merupakan :
1.       Laporan Keuangan = Neraca, Rugi/Laba, Perubahan modal, Arus kas, Catatan atas laporan keuangan.
2.       Catatan-catatan Pembukuan = Buku besar, Buku besar pembantu.
3.       Bukti-bukti Pendukung = Bukti catatan kas, Voucher, faktur.
4.       Dokumen lain yang diterima = Notulen, Rapat perjanjian, Kredit, dll.
KAP (Kantor Akuntan Publik)
Disebut juga Big 4, diantaranya :
1.       E&Y
2.       Delloit
3.       PWC
4.       KPMG

Tugas KAP :
Ø  Mengaudit Laporan Keuangan suatu perusahaan
Ø  Jasa Pajak
Ø  Jasa Konsultan Managemen
Ø  Jasa Akuntan & Banking

Hierarki Akuntan Publik :
Partner                                 = Pengalaman 10 th

Manager                              = Pengalaman 5 s/d 10 th

Auditor Senior                   = Pengalaman 2 s/d 5 th

Asisten Auditor                 = Pengalaman 0 s/d 2 th

Prinsif Etika :
1.       Integritas > harus adil & berterus terang dalam menjalankan praktiknya
2.       Objektivitas > tidak berpihak disatu sisi
3.       Kompetensi profesional & Kecermatan
4.       Kerahasiaan
5.       Perilaku Profesional
Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung didalam komponen laporan keuangan.
Asersi diklasifikasikan sebagai berikut :
1.       Keberadaan / keterjadian
2.       Kelengkapan
3.       Hak dan Kewajiban
4.       Penilaian
5.       Penyajian dan Pengungkapan